Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 28 Oktober 2023

Pembelajaran Yang Mendidik Dan Tindakan Reflektif Untuk Peningkatan Kualitas Pebelajaran

 


Pendidikan di setiap institusi dipandang sebagai suatu proses yang tak terpisahkan dari pembelajaran; sering disebut sebagai jantungnya (Budiningsih, n.d.). Di tingkat mikro, perhatian terhadap kualitas pendidikan menjadi sangat penting, dan tugas besar ini jatuh pada guru profesional. Mereka memegang peranan kunci dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa mereka, mengarahkan mereka menuju pencapaian hasil belajar yang optimal. Di tingkat makro, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk lulusan yang berkualitas, yang tidak hanya mampu memberikan kontribusi intelektual dan keterampilan, tetapi juga membentuk sikap, moral, dan dimensi religius sebagai bagian dari masyarakat.

Seperti yang telah disampaikan, untuk mencapai tujuan pendidikan secara holistik, keberadaan guru yang memiliki kompetensi profesional sangatlah penting. Mereka harus mampu mengelola pembelajaran yang tak hanya meliputi fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menghidupkan karakter tangguh dan mengembangkan soft skills. Pembelajaran yang benar-benar mendidik tidak hanya berkaitan dengan penguasaan bahan akademis, melainkan juga dengan pengembangan kepribadian yang kokoh. Karena itu, seorang guru harus menunjukkan kasih sayang terhadap sesama (compassion) dan menghormati etika, sambil tetap menjadi individu yang lincah dalam menjalankan tugas sehari-hari (Joni dalam Budiningsih, n.d.).

Kajian tentang pembelajaran yang mendidik diawali dengan mengidentifikasi sub-sub kompetensi yang terkandung dalam empat kompetensi guru sebagaimana tertuang di dalam UU nomor 14 tahun 2005 meliputi:

1.  Kompetensi pedagogik, dimaknai sebagai kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman pada peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan potensi peserta didik.

2. Kompetensi kepribadian, dimaknai sebagai kemampuan kepribadian. Kompetensi kepribadian ini dirinci meliputi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia, dan dapat menjadi teladan.

3.  Kompetensi sosial, bertolak dari asumsi bahwa pendidik adalah bagian dari masyarakat, sehingga layak dituntut memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4.  Kompetensi profesional, sebagai regulasi yang membingkai kebijakan sertifikasi guru ditampilkan setara dengan ketiga kompetensi lainnya, yaitu kompetensi profesional yang dimaknai sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

 

Tindakan Reflektif

Menjadi guru yang reflektif, menurut Harmer, berarti terus mempertimbangkan apa yang telah dilakukan. Ini tentang terus bertanya pada diri sendiri mengenai apa yang dilakukan dan alasan di baliknya. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Richards & Lockhart (1996), bahwa guru yang reflektif adalah mereka yang mengeksplorasi tindakan mereka dan mengapa mereka melakukannya. Sementara Wallace (1991) menggambarkan refleksi sebagai "proses berkelanjutan yang melibatkan peninjauan terhadap pengetahuan yang diperoleh dan pengalaman yang diperoleh dalam konteks praktik profesional."

Meskipun banyak guru merasa waktu terbatas untuk merenung, melakukan refleksi dalam menjalankan profesinya memberikan keuntungan. Beberapa di antaranya adalah:

a. Memperoleh pemahaman lebih mendalam tentang asumsi-asumsi mengajar dan penerapannya,

b. Memperkaya konsep tentang mengajar dan proses belajar,

c. Menjadi landasan untuk evaluasi diri, yang sangat penting untuk pengembangan profesional,

d. Membuka peluang untuk lebih kreatif dan responsif terhadap perubahan situasi kelas

e. Menghasilkan pengajaran yang lebih terarah karena rencana yang disusun berdasarkan evaluasi, dan

f.  Dengan refleksi, guru akan mempertimbangkan karakteristik siswa, minat mereka, dan kurikulum, yang akan menciptakan kelas yang lebih efektif.


Profil Guru Reflektif

Perbedaan profil guru yang reflektif dan guru yang tidak reflektif

1.   Guru yang Reflektif

Mengamati dengan penuh kehati-hatian, menelaah, menelaah kembali dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam kelas, Melihat kepada konteks dan budaya tempat mengajar, Sadar dan selalu menanyakan asumsi atau nilai-nilai yang dibawa ke kelas, Terlibat dalam pengembangan kurikulum dan segala upaya untuk mengubah kondisi sekolah

2.   Guru yang Tidak Reflektif

Otomatis menerima begitu saja informasi tentang suatu masalah yang secara umum diyakini, Secara sempit memaknai permasalahan yang terjadi dan lupa bahwa ada banyak cara untuk memahami setiap permasalahan, Melaksanakan segala asumsi yang muncul tanpa mempertanyakan kembali/menelaah Kembali, dan jarang melaksanakan apa yang orang lain harapkan darinya

Manfaat dari tindakan reflektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran:

  •  Pengembangan Pemahaman yang Lebih Dalam: Dengan merenungkan pengalaman pengajaran mereka, pendidik dapat memperdalam pemahaman mereka tentang teknik-teknik pengajaran yang efektif, mengidentifikasi strategi mana yang paling berhasil, serta menilai metode-metode mana yang bisa ditingkatkan.
  • .      Perbaikan Berkelanjutan:Refleksi membantu dalam mengidentifikasi kelemahan dalam pengajaran. Dengan mengakui area di mana mereka bisa berkembang, pendidik dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka dari waktu ke waktu.
  • .      Membangun Hubungan yang Lebih Baik: Refleksi memungkinkan pendidik untuk memeriksa interaksi mereka dengan siswa. Ini membantu mereka memahami kebutuhan siswa secara lebih baik dan merencanakan cara untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih baik dengan setiap siswa.
  • .      Pengembangan Keterampilan yang Diperlukan: Dengan merenung, pendidik bisa mengasah keterampilan mereka, baik itu dalam hal manajemen kelas, menyampaikan materi, atau menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung.
  • .      Peningkatan Kualitas Pengajaran: Refleksi membantu pendidik untuk mengidentifikasi strategi yang paling efektif dalam proses pengajaran. Dengan memperbaiki teknik pengajaran mereka, mereka dapat meningkatkan kualitas keseluruhan pembelajaran yang mereka fasilitasi.

Sabtu, 21 Oktober 2023

Guru Profesional Sebagai Komunikator dan Fasilitator

  



Guru Profesional dalam Mendalami Ilmu dan Membangun Karakter

Menurut Moh. Uzer Usman (2010), seorang guru profesional bukan hanya memerlukan keahlian dalam beberapa bidang ilmu, tetapi juga memiliki kompetensi khusus dalam keguruan. Kemampuan ini membantu guru menjalankan tugasnya secara optimal, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran dengan baik.

 

Peran Guru dalam Pembelajaran

Guru tidak hanya menjadi penyampai pengetahuan, tetapi juga berperan dalam membentuk nilai dan karakter peserta didik. Ini tercermin dalam beberapa peran utama:

  1. Guru Sebagai Pendidik: Mendorong pertumbuhan dan pengembangan peserta didik secara holistik, meliputi pengetahuan, keterampilan, kesehatan, karakter, dan rasa tanggung jawab.
  2. Guru Sebagai Pengajar: Menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, membangun kepercayaan, memberikan penguatan, serta menggunakan beragam metode pembelajaran.
  3. Guru Sebagai Pembimbing: Memberikan arahan dan bimbingan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman untuk membantu peserta didik mencapai tujuan mereka.
  4.  Guru Sebagai Pemimpin: Memiliki kepribadian yang inspiratif untuk mempengaruhi semangat belajar peserta didik.
  5. Guru Sebagai Model Teladan: Menjadi contoh baik dalam perilaku, interaksi, dan pengambilan keputusan untuk memberikan inspirasi positif pada peserta didik.
  6. Guru Sebagai Anggota Masyarakat: Berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan keilmuannya, memperkaya hubungan dalam kegiatan sosial.
  7. Guru Sebagai Administrator: Bertanggung jawab dalam perencanaan, melaksanakan, dan mendokumentasikan pembelajaran untuk memastikan kesuksesan proses belajar-mengajar.
  8.  Guru Sebagai Pendorong Kreativitas: Mendorong kreativitas siswa untuk mengembangkan potensi mereka dengan cara baru.
  9. Guru Sebagai Evaluator: Memberikan penilaian untuk memahami sejauh mana pencapaian pembelajaran peserta didik.

 

Guru Profesional Sebagai Komunikator yang Efektif

 

Komunikasi yang efektif dalam kelas sangat penting untuk memastikan proses belajar-mengajar yang baik. Guru perlu memiliki tiga kemampuan esensial:

  •       Merencanakan Kegiatan Belajar-Mengajar: Rencana yang baik memastikan efisiensi dalam pembelajaran.
  • .     Melaksanakan Kegiatan Belajar-Mengajar: Keterampilan dalam menyampaikan materi secara efektif.
  • .     Menciptakan Iklim Komunikatif: Memastikan hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa serta antarsiswa untuk mendukung proses belajar yang menyenangkan.

 

Guru Profesional Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru tidak hanya mendominasi dalam memberikan informasi, melainkan juga membantu siswa dalam mengelola sumber belajar mereka sendiri.

Dalam fungsi sebagai fasilitator, guru:

- Memberikan Dukungan Motivasi: Mendorong keterampilan belajar siswa.

- Menyediakan Alat Pembelajaran: Referensi dan alat untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

- Memberikan Pelayanan Akademik: Menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam pendidikan.

- Berbagi Lebih Banyak dengan Siswa: Meningkatkan interaksi dalam kegiatan belajar-mengajar.

Peran guru sebagai fasilitator yang sukses melibatkan penghargaan pada siswa, pemahaman karakter mereka, sikap terbuka, dan sikap positif yang energik.

 

  


Minggu, 15 Oktober 2023

Pengembangan Sikap Profesional


 

Sikap Profesional Keguruan

    Sikap profesional dalam konteks keguruan merupakan serangkaian perilaku yang mencerminkan komitmen seorang guru terhadap profesinya. Ini melibatkan keterampilan, keahlian, standar mutu, dan pendidikan profesi yang diperlukan menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.

 

Ciri-ciri Guru Profesional

1. Keterampilan Mendidik/Mengajar: Keahlian dalam memberikan pendidikan yang efektif.

2. Kemampuan Intelektual: Kapasitas intelektual yang memadai untuk menjalankan tugas keguruan.

3. Memahami Visi dan Misi Pendidikan: Pemahaman yang kuat terhadap tujuan pendidikan.

4. Kemampuan Transfer Ilmu atau Metode Pembelajaran: Kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dengan metode yang efektif.

5. Pemahaman tentang Perkembangan Anak/Psikologi: Mengetahui konsep perkembangan anak dan psikologi.

6. Kemampuan Organisasi dan Problem Solving: Keterampilan dalam mengatur dan menyelesaikan masalah.

 

Program Profesionalisme Guru

1. Rekrutmen Standar dan Kolektif: Proses rekrutmen yang memenuhi standar dan dilakukan secara kolektif.

2. Pelatihan Terpadu dan Berkelanjutan: Pelatihan menyeluruh sepanjang karier guru.

3. Penyetaraan dan Standarisasi Pendidikan: Menjamin standar minimum untuk pendidikan guru.

4. Pengembangan Diri dan Riset Motivasi: Mendorong pengembangan diri dan semangat riset.

5. Pengayaan Kreativitas Guru: Mendorong kreativitas dan prestasi guru.

 

Sasaran Sikap Profesional Guru

1. Kepatuhan pada Peraturan Pemerintah: Mematuhi kebijakan pendidikan pemerintah.

2. Meningkatkan Mutu Organisasi Profesi: Meningkatkan kualitas organisasi profesi.

3. Membangun Hubungan dengan Sesama Guru: Membangun hubungan positif dan kekeluargaan.

4. Mentoring dan Pembimbingan Siswa: Mengarahkan siswa untuk menjadi individu yang berkarakter.

5. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Produktif: Memastikan lingkungan kerja yang baik.

6. Menjaga Proses Belajar Mengajar yang Efektif: Memastikan agar proses belajar mengajar berjalan baik.

 

Komponen Kompetensi Profesional 

- Penguasaan Materi Pelajaran dan Konsepnya

- Pengelolaan Program Belajar-Mengajar

- Pengelolaan Kelas

- Penggunaan Media dan Sumber Belajar

- Penguasaan Landasan Kependidikan

- Kemampuan Penilaian Prestasi Belajar

- Pengelolaan Program Pendidikan di Sekolah

- Penguasaan Metode Belajar

 

Pengembangan Sikap Profesional 

Meningkatkan profesionalisme guru memerlukan perhatian kontinu, baik selama pendidikan pra-jabatan maupun saat bertugas. Ini melibatkan pengembangan keterampilan dan komitmen dalam membentuk karakter generasi muda, yang perlu didukung dengan strategi yang tepat.

 

 

Sabtu, 07 Oktober 2023

Syarat Menjadi Guru Profesional




Tentu! Di dunia pendidikan, peran guru sangatlah penting. Mereka menjadi kunci bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan yang belum mereka ketahui. Sebagai langkah awal, penting bagi tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas mereka agar bisa menjadi guru profesional yang berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan nasional. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai langkah-langkah menjadi guru profesional dengan mengembangkan kompetensi-kompetensi seperti kompetensi pedagogik, pribadi, sosial, dan profesional.

 

A.    Guru Profesional

Apa sih Guru Profesional Itu?

Menurut Kunandar (2007), guru profesional adalah mereka yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas pendidikan dengan baik. Ini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional dalam aspek pribadi, sosial, dan akademis (Arfandi & Samsudin, 2021). Dalam pandangan Moh. Uzer Usman (2010), guru profesional adalah seseorang yang memperlakukan pekerjaannya secara profesional, yang mengharuskan pengembangan ilmu pengetahuan yang dipelajari secara terencana dan aplikatif. Guru yang profesional juga harus memiliki kompetensi khusus dalam bidang keguruan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan kemampuan maksimal (Arfandi & Samsudin, 2021). Dari pemahaman tersebut, guru profesional adalah mereka yang memiliki kualifikasi dan kompetensi baik sebagai pendidik maupun pengajar, termasuk dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

 

B.      Kompetensi Guru Profesional

Sebagai profesi, seorang guru harus memiliki kualifikasi kompetensi dan sertifikasi. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjabarkan bahwa kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Firdaus & Barnawi dalam Sidiq, 2018).

1.       Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, evaluasi, dan pengembangan potensi siswa (Ibid dalam Sidiq, 2018). Ini mencakup kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta menilai hasilnya.

2.       Kompetensi Kepribadian

Kompetensi ini melibatkan sikap guru sebagai teladan bagi siswa, menuntun mereka pada nilai-nilai baik, serta memiliki karakter yang stabil, dewasa, dan berwibawa.

3.       Kompetensi Sosial

Guru perlu mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan siswa, kolega, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar untuk mendukung proses pembelajaran.

4.       Kompetensi Profesional

5.       Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran dengan baik, memahami kurikulum, penguasaan didaktik, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

 

C.      Cara Menjadi Guru Profesional

Bagaimana sih caranya menjadi guru yang profesional? Berikut langkah-langkahnya:

1. Pahami tugas dan peran seorang guru

2. Teruslah meningkatkan pengetahuan dengan membaca, mengikuti pelatihan, dan berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat.

3. Rajinlah merefleksikan diri untuk memperbaiki kekurangan.

4. Mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar, termasuk teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menjadi guru profesional memerlukan usaha dan kesungguhan, bukan sekadar bakat semata. Semoga informasi ini membantu!